Saturday 27 December 2014

Evaluasi Pendidikan

2.1  Pengertian Evaluasi
Seperti apa yang telah dipaparkan di depan, bahwa seorang guru perlu mengadakan proses evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran yang disampaiakan oleh guru dalam proses belajar mengajar, dan juga sekaligus mengetahui sejauh mana keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Evaluasi diartikan sebagai penilaian, mengevaluasi berarti menilai atau menjalankan proses penilaian terhadap sesuatu, namun dalam hal pendidikan evaluasi dilakukan oleh seorang guru terhadap peserta didiknya. Evaluasi dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu evaluasi yang berbentuk tes, seperti misalnya pemberian soal ulangan, dan evaluasi yang berbentuk non tes misalnya observasi, angket, dan yang lainnya. Dalam menjalankan proses evaluasi, seorang evaluator harus membakukan alat ukur agar dapat tercapai tujuan evaluasi dengan baik, yaitu membedakan anak yang pandai, kurang pandai, bahkan anak yang tidak pandai, termasuk pula untuk mengetahui tingkat kesiapan seorang siswa dalam mengikuti tahap belajar selanjutnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam membakukan alat ukur adalah kesesuaian tes dengan tujuan pembelajaran, penyusunan suatu tes harus berdasarkan table kisi – kisi (Bule Print). Tes yang disusun berdasarkan atas program pengajaran,, kemampuan siswa, pembiayaan, dan waktu pelaksanaannya. Cara – cara yang ditempuh dalam membakukan alat ukur yaitu dengan mengukur Derajat Kesukaran, menentukan Daya Beda tes, mencari efektifitas option, mencari Validitas dan Reliabilitas suatu tes yang akan dipakai.

2.2  Mengukur DK (Derajat Kesukaran) tes
Butir soal atau item tes tidak boleh terlalu sulit ataupun terlalu mudah. Tes yang terlalu sulit ataupun terlalu mudah tidak akan mampu membedakan antara siswa yang pintar dan yang tidak pintar. Tes yang baik adalah tes yang memiliki Derajat kesukaran berkisar antara 25%  sampai dengan 75%. Jadi tes yang memiliki derajat kesukaran dibawah dari 25% adalah tes yang terlalu mudah, artinya tes tersebut tidak baik. Begitu pula tes yang memiliki derajat kesukaran diatas 75%, karena tes tersebut terlalu sulit, sehingga tes tersebut tidak baik. Persentase derajat kesukaran suatu tes dapat ditentukan dengan rumus:
 DK =           
Ket.
DK         : Derajat Kesukaran
Wl          : Jml. Kelompok bawah yang menjawab salah
Wh         : Jml. Kelompok atas yang menjawab salah
N            : Jml. Kelompok atas dan bawah (Nh + Nl)
Kelompok atas dan kelompok bawah ditentukan dengan cara menghitung 27% dari jumlah peserta tes seluruhnya (27% x N). dan yang lainnya diabaikan karena berada ditengah–tengah artinya mereka itu tidak pintar namun tidah bodoh pula. Setelah diketahui kelompok atas dan bawah, urutkan siswa berdasarkan skor yang diperoleh dari yang terbesar hingga nilai yang terkecil. Setelah itu baru memasukkan ke dalam rumus.
a.       25%  <  N  <  75%      : item diterima (baik)
b.      N  <  25%                    : item ditolak (tidak baik/ terlalu mudah)
c.       N  >  75%                    : item ditolak (tidak baik/ terlalu sulit)

2.3  Mengukur DB (Daya Beda) tes
Daya Beda suatu tes adalah kemampuan suatu tes untuk membedakan antara siswa yang benar – benar mampu menyerap pelajaran dengan siswa yang belum mampu menerima pelajaran yang disampaikan oleh seorang pendidik. Daya beda suatu tes dikatakan baik apabila berkisar antara 0,40 ke atas dan 0,20 ke atas (DB > 0,40 dan DB > 0,20). Penggunaan kedua ukuran ini memperhitungkan tujuan pengajaran  atau penggunaan tes tersebut dengan demikian, dapat dipilih salah satu diantaranya, missal untuk mencari nilai ulangan akhir semester, ulangan harian, dan sejenisnya.
Daya beda suatu tes diukur dengan cara: DB = 
Ket.
DB         : Derajat Beda tes
Wl          : Jml. Kelompok bawah yang menjawab salah
Wh         : Jml. Kelompok atas yang menjawab salah
N            : Jml. Kelompok atas dan bawah (Nh + Nl)
  
2.4  Mengukur EO (Efektifitas Option)
Efektifitas option adalah kualitas dari option – option yang terdapat dalam suatu tes. Efektifitas option ini dipakai untuk menentukan item – item mana saja yang perlu untuk diperbaiki agar dapat memenuhi criteria atau syarat tes yang baik. Langkah yang ditempuh untuk menentukan efektifitas option adalah:
-          Menyusun table data
-          Menentukan kelompok atas dan bawah
-          Memasukkan data ke dalam table kerja
-          Menarik kesimpulan
Untuk bisa menarik sebuah kesimpulan tentang efektifitas option tersebut, harus didasarkan atas perbandingan data yang diperoleh dalam penelitian.
a.       Option kunci
Option kunci dikatakan efektif jika:
-          Jumlah pemilih kelompok atas dan bawah tidak kurang dari 25% dan tidak lebih dari 75%
-          Frekuensi pilihan kelompok atas harus lebih banyak dari kelompok bawah (PKa>PKb)
b.      Option Pengecoh
Jumlah pemilih kelompok atas dan bawah minimal 25% dari satu per duakali jumlah option pengecoh, dikalikan dengan jumlah kelompok atas dan bawah.
∑PKa + ∑PKb > { 0,25 x     
Ket.
∑PKa       : Jml. Pilihan kelompok atas                2x        : Dua kali jml. Option pengecoh
∑PKb       : Jml. Pilihan kelompok bawah           N1       : Jml. Individu kelompok atas
0,25          : 25%                                                   N2       : Jml. Individu kelompok bawah

2.5  Menganalisis Validitas
Validitas tes adalah kesesuaian suatu tes dengan tujuan diadakannya evaluasi atau pengukuran. Suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut benar – benar mampu mengukur apa yang hendak diukur, begitu pula sebaliknya. Validitas tes dapat dibedakan menjadi:
a.       Validitas isi
Validitas isi adalah validitas yang mencangkup seluruh isi mata pelajaran yang hendak diujikan kepada siswa. Salah satu caranya adalah dengan menyusun table kisi - kisi
b.      Validitas susunan
Validitas susunan adalah validitas yang dapat dilihat dari konstruksi tes atau dari susunannya
Jika pembuatan suatu tes dengan memperhatikan syarat penyusunan tes yang baik atau materi uji tidak lepas dari tujuan pengujian, maka tes atau alat ukur tersebut bisa dikatakan sebagai tes yang valid.

2.6  Menganalisis Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliable apabila pengukurannya mantap. Kemantapan pengukuran bisa dilihat dari:
-          Kemampuan menghasilkan indeks stabilitas
-          Kemampuan menghasilkan indeks equivalent atau kesamaan.
-          Kemampuan menghasilkan indeks konsistensi internal
Cara yang digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu tes adalah sama, yang digunakan dalam waktu yang berbeda atau alat ukur yang setara, atau antara bagian - -bagian alat ukur yang sama digunakan dalam waktu yang sama

0 comments:

Post a Comment