Tuesday 17 April 2018

RG WEDA

RG WEDA

Didalam Veda bisa dilihat begitu banyak nama Dewa yang seringkali bahkan tidak kita temukan pemujaannya dewasa ini. Dewa berasal dari kata Dev yang artinya sinar, Dewa dalam hal ini merupakan sinar suci dari Sang Hyang Widhi Wasa. Jumlah Dewa-Dewa dalam Reg Weda I. 139. 11 disebutkan ada 33:
Ye dewaso divy ekadasa stha prthivyam adhy ekadasa stha,
apsuksito mahinaikadasa stha te devaso yajnyamimam jusadhvam.
Artinya:
Wahai para Dewa (33 Dewa), sebelas di sorga, sebelas di bumi, dan sebelas di langit, semoga engkau bersuka cita dengan persembahan suci ini.
Sedangkan dalam Reg Weda III. 9.9 bukan hanya 33 Dewa melainkan ada 3339 Dewa, dan diantara semua Dewa Reg Weda menggambarkan Surya sebagai Dewa tertinggi. Hal ini ditegaskan dalam Reg Veda I.50.10:
Udvayam tamasaspari jyotis pasyanta uttaram,
Devam devatra suryamaganma jyotiruttamam.
Artinya:
Lihatlah menjulang tinggi di angkasa, cahaya yang terang benderang mengatasi kegelapan telah datang, Ia adalah Surya, Dewa dari seluruh Dewata, cahaya-Nya yang terang itu betapa indahnya.
Weda sebagai sumber pertama dan utama memuat begitu banyak Dewa, yang dihubungkan dengan wilayah atau lingkungan, bahkan aktivitas dan sifatnya. Agni berhubungan dengan bumi, angkasa dengan Vayu dan Indra sebagai Dewatanya, surga dengan surya sebagai dewatanya. Semua Dewa-Dewa merupakan manifestasi dari Tuhan Yang Tunggal, hal ini diuraikan dalam Reg Weda Mandala I Sukta 164 Mantra ke-46 yangmenyebutkan:

Indram Mitram Varuna Agni ahur atho divyah sasuparno garutman,
Ekam sad vipra bahudha vadhantyagnim yamam matarisvanam ahuh.                                     
Artinya:
Mereka menyebutkan Indra, Mitra, Varuna, Agni, dan dia yang bercahaya yaitu Garutman yang bersayap elok.
Satu itu (Tuhan) sang bijaksana menyebut dengan banyak nama seperti Agni, Yama, Matarisvan.
Menurut paradigma penganut Hindu, Veda adalah sumber segala dharma – kebenaran. Dan tidak ada agama besar di planet ini yang tidak dipengaruhi oleh Veda. Kisah kemunculan semua agama besar dunia adalah berdasarkan Veda. Meskipun penganut agama lain dikatakan sebagai telah melupai akarnya, namun hanya ada satu agama, Hindu yang sentiasa menjaga api kebijaksanaan Veda agar selamanya menyala.
Untuk memahami paradigma Hindu, kita perlu menoleh ke belakang, puluhan ribu tahun yang lalu, ke dalam sebuah wilayah India, di mana sebuah peradaban agung pernah lahir, dari pencapaian pengetahuan mereka, lahirlah sebuah jalan hidup yang akhirnya dikenali sebagai Hindu. Tamadun mereka dikenali sebagai Peradaban Lembah Sungai Indus, dan pengetahuan mereka dikumpul dalam sebuah naskah suci yang dikenali sebagai Veda. Veda bermakna pengetahuan yang berasal dari akar kata Sanskrit – Vida yang bermakna untuk mengetahui.
Pengetahuan Veda telah diwariskan dari generasi ke generasi semasa penganut Hindu dengan arahan yang amat tegas, bahawa apapun yang terjadi, satu huruf pun tidak boleh diganti dari naskah asalnya. Kawalan yang amat ketat ini telah dilakukan untuk mengekalkan kemurnian Veda. Veda terbahagi kepada dua bahagian. Pertama disebut Sruti, yang bermakna didengar, dan yang kedua disebut Smrti yang bermakna diingat.

Regweda atau Rigweda adalah kitab Śruti yang paling utama. Ia terdiri dari 1,017 (+11 appendix = 1,028) nyanyian pujaan (himne) dengan jumlah total 10.562 baris yang dijelaskan dalam 10 buku. Satu hymne memiliki tiga bagian dasar. Bagian pertama adalah permohonan (exhortation), bagian kedua adalah pujian terhadap Dewa tertentu dalam bentuk doa, dan bagian ketiga adalah permohonan khusus. Agama yang dijelaskan dalam Regweda dapat disebut Brahmanisme atau Wedisme. Dalam Regweda kita melihat bangsa Arya baru saja menetap di lembah-lembah sungai Indus dan memuja semua kekuatan alam seperti udara (Bayu), air (Baruna), matahari (Surya), bulan (Soma) dan api (Agni). Rgweda sebagaimana bukan kitab suci yang disusun selama periode waktu tertentu tapi satu kitab suci yang disusun dalam tahapan selama beberapa abad.
Satu ide yang paling penting yang datang dari Regweda adalah tatanan kosmik yang disebut Reta. Reta berarti “tatanan suci dan alam semesta” satu tatanan paling harmonis dan tertinggi dari struktur realitas. Belakangan tatanan alam semesta yang disebut Reta ini menjadi atau disebut sebagai Sanathana Dharma atau “kebenaran abadi.” Dharma tidak saja menjadi hukum universal tapi juga hukum moral dari agama Hindu.
Kata Regweda adalah sebuah kumpulan suci himne-himne atau nyanyian pujaan dalam bahasa Weda yang berasal dari anak benua India dan dipersembahkan para dewa Hindu. Teks ini termasuk empat teks Hindu kanonik (śruti) yang dikenal sebagai Caturweda. Berdasarkan bukti filologis dan linguistik, Rgweda digubah kurang lebih antara tahun 1700 – 1100 SM (masa Weda awal) di daerah Sapta Sindhu (“Tanah Tujuh Sungai Agung”) yang sekarang terletak di sekitar Punjab. Dengan ini teks ini termasuk salah satu teks religius tertua dunia yang masih tetap digunakan dan juga termasuk teks-teks tertua dalam bahasa Indo-Eropa manapun.
Didalam Rg Veda 10. 121. 1 disebutkan: “Sebelum penciptaan adalah rahim emas, ia adalah tuan dari segala yang lahir. Ia memegang bumi dan surga”.
Penciptaan adalah kehendak yang maha kuasa. Sebelum penciptaan segala yang ada, adalah dalam bentuk tidak wujud. Bentuk tidak wujud ini disebut rahim emas, rahim bagi alam semesta, rahim bagi matahari, bintang dan segala galaksi yang terbentuk. Lantaran itulah, maka emas adalah warna kuasa dalam naskah Veda. Siapa yang tahu, siapa yang memberitahu dari mana dan mengapa penciptaan lahir, siapa yang tahu dari siapa alam semesta ini dilahirkan, dari siapa penciptaan ini dilahirkan. Keadaan sebelum penciptaan jauh di luar jangkauan pancaindera manusia. Yang ada hanyalah kosong dan segala yang kelihatan belum ada. Belum ada ruang dan waktu. Tidak ada jasad yang wujud. Ini merupakan konsep yang sangat penting dalam kosmologi Veda. Big Bang mengatakan bahawa semua jasad yang wujud di alam semesta ini muncul dari satu titik. Namun, mantra Veda menyatakan bahwa alam semesta ini adalah sama sekali kosong pada awalnya.
Mantra pemujaan tentang kagungan Tuhan tedapat pula pada Rg veda mandala IV dan V anuwaka II sukta 11, yaitu: engkau yang agung, agni yang jaya, bersinar cemerlang tidak jauh dari surya, tampak megah bahkan tampak diwaktu malam, dan makanan tampak disamping keindahanmu.
Dalam rg Veda mandala IV dan V suta 52 canda gayatri menyebutkan: Dewi ini, setelah dewi malam lewat, bersinar putri langit, menampkkan diri.
Rg Veda mandala IV dan V sukta 2 chanda trisup Sakwari menyebutkan: ibu yang cantik merahasiakan putranya dalam pangkuan, tidak menyebutkannya kepada bapa, akan tetapi, ketika ia ditimang, manusia melihat wajahnya yang cemerlang.
Dalam rg Veda mandala IV dan V sukta 3 chanda Trisup menyebutkan; engkau lahir sebagai waruna, o agni, bila dinyalakan engkau menjadi mitra. O putra kekuatan, engkaulah pusat semua dewa. Engkau adalah indra bagi semua orang yang membawa persembahan.

0 comments:

Post a Comment